Ragam produk fermentasi sangatlah banyak dan beragam baik yang berasal dari Indonesia ataupun dari berbagai negara. Tiap prduk melibatkan satu atau lebih mikroorganisme. Apabila lebih dari satu mikrobia maka akan terjadi suatu kondisi yang saling mendukung untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Produk fermentasi ada yang telah diketahui macam dan fungsi mikrobianya adapulan yang belum diketahui secara pasti. Beriktu beberapa produk fermentasi dan mikroorganisme yang terlibat di dalamnya dengan beberapa peran yang tela diketahui.
Tempe merupakan hasil fermentasi dari kedelai menggunakan jamur
Rhizopus oryzae. Tempe selain dibuat dari kedelai dapat juga dibuat dari berbagai bahan nabati berprotein . Pada substrat kedelai jamur selain berfungsi mengikat/menyatukan biji kedelai sehingga menjadi satu kesatuan produk yang kompak juga menghasilkan berbagai enzim yang dapat meningkatkan nilai cerna tempe saat dikonsumsi.
Tape dibuat dari ubi kayu ataupun beras ketan dan merupakan makanan yang populer di Indonesia dan Malaysia. Dalam pembuatan tape setidaknya terlibat tiga kelompok mikroorganisme yaitu mikrobia perombak pati menjadi gula yang menjadikan tape pada awal fermentasi berasa manis. Mikrobia yang banyak dianggap penting dalam proses ini adalah
Endomycopsis fibuliger sertaeberapa jamur dalam jumlah kecil. Adanya gula menyebabkan mikrobia yang mengunakan sumber karbon gula mampu tumbuh dan menghasilkan alkohol. Yang masuk dalam kelompok ini adalah
Saccharomyces dan
Cabdida yang menybabkan tape berubah menjadi alkoholik. Adanay alkohol juga memacu tumbuhnya bakteri pengoksidasi alkohol yaitu
Acetobacter aceti yang mengubah alkohol menjadi asam asetat dan menyebakan rasa masam pada tape yang dihasilkan.
Produk beralkohol sangatlah beragam mulai dari pangan hingga energi. Produk pangan yang paling lama dikenal adalah wine dan bir. Mikroorganisme yang terlibat terutama adalah khamir dari genus
Saccharomyces sp. Saccharomyces yang paling banyak digunakan adalah
S. cerevisiae dan
S. carlbergensis. Khamir ini akan mengubah gula pada substrat menjadi alkohol pada kondisi aerob. Jika khamir ini ditumbuhkan pada suasan aerob maka akan dihasilkan sel lebih banyak daripada metabolitnya dan ini dimanfaatkan untuk produksi ragi roti.
Bakteri
Acetobacter aceti merupakan baktei yang mula pertama diketahui sebagai penghasil asam asetat dan merupakan jasad kontaminan pada pembuatan wine. Saat ini bakeri
Acetobacter aceti digunakan pada produksi asam asetat karena kemampuanya mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat.
Fermentasi asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasada yang paling berperan dalam fermentasi ini adalah
Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam laktat. Kini asam laktat juga digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA
Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur
Aspergillus niger. Meskipun beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang paling umum digunakan adalah jamur ini. Pada kondisi aerob jamur ini mengubah gula atau pati menjadi asm sitrat melalui pengubahan pada TCA
Asam glutamat digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa. Mula pertama dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan adalah mutan dari
Corynebacterium glutamicum.
Vitamin selain dapat diperoleh dari berbagai tumbuhan juga dapat dihasilkan secara fermentasi. Teruatam vitamin B. Mikroorganisme yang teribat dalam produksi vitamin ini adalah kapang askomisetes
Eremothecium ashbyii dan
Ashbya gossypii. Kapang (Candida flaeri,C. famata, dsb) dan bakteri dapat juga digunakan untuk produksi. Hasil yang dicapai dapat lebih dari 20 g riboflavin per liter kultur cair yang dilakukan secara steril dan kondisi aerob dengan medium yang mengandung molase atau minyak tumbuhan sebagai sumber karbon utama.
Produksi yogurt dimulai dengan kondisioning susu. Kandungan air pada susu mula pertama diturunkan hingga 25% dengan evaporasi vacuum dan ditambahkan 5% susu bubuk. Sebagai tahap akhir kondisioning, susu dipanaskan pada suhu 86 – 93
0C selama 30 – 60 menit. Hal ini akan menyebabkan beberapa protein mengalami pemecahan dan mikrobia kontaminan akan terbunuh. Setelah itu didinginkan pada suhu 45
0C dan ditambahkan campuran
Streptococcus thermophilus dan
Lactobacillus bulgaricus dalam perbandingan 1:1.
Kultur starter kefir disebut butiran kefir, mengandung mikrobia yang terdiri dari bakteri dan khamir yang masing-masing berperan dalam pembentukan cita rasa dan struktur kefir. Bakteri menyebabkan terjadinya asam sedangkan khamir menyebabkan terjadinya pembentukan alkohol dan CO
2 pada proses fermentasi. Hal inilah yang membedakan rasa yoghurt dan kefir. Komposisi mikrobia dalam butiran kefir dapat bervariasi sehingga hasil akhir kefir kadang mempunyai aroma yang bervariasi. Spesies mikrobia dalam bibit kefir diantaranya
Lactocococcus lactis,
Lactobacillus acidophilus,
Lactobacillus kefir,
Lactobacillus kefirgranum,
Lactobacillus parakefir. Semua mikrobia yang tersebut tadi mempunyai fungsi dalam pembentukan asam laktat dari laktosa.
Lactobacillus kefiranofaciens sebagai pembentuk lender (matriks butiran kefir),
Leuconostoc sp. Membentuk diasetil dari sitrat dan
Candida kefir pembentuk etanol dan karbondioksida dari laktosa. Selain itu juga ditemukan
Lactobacillus brevis dan khamir (
Torulopsis holmii dan
Saccharomyces delbrueckii).
Keju juga hasil fermentasi susu, tetapi dalam proses produksi yang lebih kompleks. Perbedaan bakteri yang berperan menyebabkan waktu fermentasi yang lebih lama dari yogurt. Keju sangta beragam, tedapat lebih dari 20 klas dan ratusan vaietas, namun awal prosesnya adalah sama.
Nata de coco sebenarnya adalah selulosa murni produk kegiatan mikrobia
Acetobacter xylinum. Mikrobia ini dapat merubah gula menjadi selulosa. Jalinan selulosa inilah yang membuat nata terlihat putih. Sebagai makanan berserat, nata de coco memiliki kandungan selulosa ± 2,5 % dan lebih dari lebih dari 95 % kandungan air. Nata de coco memiliki kandungan serat kasar 2,75 %, protein 1,5 – 2,8 %, lemak 0,35 % dan sisanya air
Kombucha tea (teh kombucha) merupakan produk minuman tradisional hasil fermentasi larutan teh dan gula dengan menggunakan starter mikrobia kombucha (
Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir) dan difermentasi selama 8 – 12 hari.
Proses fermentasi kombucha dimulai ketika kultur mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO
2, kemudian bereaksi dengan air membentuk asam karbonat. Glukosa berasal dari inversi sukrosa oleh khamir menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Acetobacter sebagai bakteri utama dalam kultur kombucha mengoksidasi etanol menjadi asetaldehid lalu kemudia menjadi asam asetat. Aktifitas biokimia yang kedua dari bakteri
Acetobacter adalah pembentukan asam glukonat yang berasal dari oksidasi glukosa. Sukrosa dipecah menjadi glukosa dan fruktosa oleh khamir. Pada pembuatan etanol oleh khamir dan selulosa oleh
Acetobacter xylinum, glukosa dikonversi menjadi asam glukonat melalui jalur fosfat pentosa oleh bakteri asam asetat, sebagian besar fruktosa dimetabolisme menjadi asam asetat dan sejumlah kecil asam glukonat. Bakteri asam laktat juga menggunakan glukosa untuk mensintesis selulosa mikrobia. Fruktosa masih tertinggal sebagian dalam media fermentasi dan diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana oleh mikroorganisme sehingga dapat digunakan sebagai substrat fermentasi. Kultur dalam waktu bersamaan juga menghasilkan asam-asam organik lainnya. Bakteri
Acetobacter xylinum mengubah gula menjadi selulosa yang disebut nata/partikel dan melayang di permukaan medium. Jika nutrisi dalam medium telah habis dikonsumsi, kultur akan berhenti tumbuh tetapi tidak mati. Kultur akan aktif lagi jika memperoleh nutrisi kembali. Bakteri asam asetat memanfaatkan etanol untuk tumbuh dan memproduksi asam asetat. Adanya asam asetat akan menstimulasi khamir untuk memproduksi etanol kembali. Interaksi simbiosis ini ditemukan pada
Glukonobacter dan
Saccharomyces cerevisiae. Konsentrasi asam asetat dalam kombucha hanya meningkat sampai batas tertentu lalu mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena pemanfaatan asam asetat lebih lanjut oleh
Acetobacter xylinum ketika jumlah gula dalam media teh mulai habis. Penurunan kadar asam ini juga dikarenakan fermentasi etanol oleh khamir juga mengalami penurunan dikarenakan pH yang sangat rendah serta mulai habisnya gula dalam larutan.
Sauerkraut adalah fermentasi kobis menggunakan bakteri asam laktat sehingga beras masam. Kobis dibersihkan dari bagian yang hijau, rusak dan kotor, dicuci kemudian diiris kecil-kecil selebar + 1 mm. Irisan kobis ini kemudian dimasukkan ke dalam tangki atau wadah kemudian ditambahkan larutan garam 2,25% dan diaduk serata mungkin. Bakteri yang memulai fermentasi adalah
Leuconostoc mesenteroides dan dilanjutkan oleh
Lacotabacillus brevis, Lb. plantarum dan
Pediococcus cerevisiae. Suhu optimal untuk fermentasi ini adalah 25 – 30
0C dengan waktu 2 – 3 minggu. Suhu di atas 30
0C mengakibatkan produksi asam berlebihan sedang jika suhu kurang dari 25
0C sering muncul flavor dan warna yang tidak diharapkan serta waktu fermentasi menjadi sangat lama.
Kecap dibuat melalui proses fermentasi kedelai.
Tahap pertama, kedelai dan gandum dicampur kemudian diinokulasi dengan kapang
Aspergillus dan diinkubasi selama 3 hari, hasilnya disebut koji pada tahap ini akan terjadi perubahan-perubahan biokimiawi dimana enzim protease yang dihasilkan oleh mikrobia akan menghidrolisis protein kedelai. Protein akan diubah menjadi bentuk protein terlarut, peptida, pepton dan asam-asam amino sedangkan karbohidrat diubah oleh aktivitas enzim amilolitik menjadi gula reduksi.
Tahap kedua, koji dipindah ke tangki fermentasi dicampur dengan larutan garam dan disebut moromi. Fermentasi ini berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Pada tahap ini konsentrasi garam berpengaruh terhadap hidrolisis protein dan kecepatan pembentukan asam laktat serta alkohol. Pada tahap ini tumbuh khamir yang halotoleran. Asam-asam amino, terutama asam glutamat merupakan komponen pendukung flavor. Komponen flavor lainnya adalah asam lemak (seperti palmitat), alkohol (seperti amil alkohol) dan senyawa-senyawa organik lainnya (seperti pirazin, aldehid, keton, ester). Nilai pH yang rendah pada fermentasi moromi menstimulasi pertumbuhan khamir halotoleran seperti
S. rouxii,
Z. major,
Z. sulsus dan
Z. japonicus. Khamir dapat menghasilkan etanol dan komponen-komponen aroma dan flavor yang spesifik. Pada kondisi aerob,
S. rouxii dapat mengubah glukosa menjadi gliserol yang merupakan komponen flavor yang penting. Beberapa jenis khamir dapat menghasilkan komponen furfural yang merupakan flavor kecap yang spesifik.
Mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi roti adalah
Saccharomyces cerevisiae yang oleh masyarakat umum disebut ragi roti atau fermipan.
Fungsi ragi roti adalah untuk membentuk roti sehingga mengembang dan muncul rongga udara.
setelah adonan diuleni dan dicampur dengan ragi roti maka adonan yang sudah kalis ini didiamkan beberapa saat untuk memberi kesempatan khamir Sc ini tumbuh. selama tumbuh akan menghasilkan gas karbon dioksida. karena adonan kalis maka gas ini akan terjerap dalam adonan dan adonan akan mekar. jika adanan ini diolah lebih lanjut maka akan ada ruang dalam roti yang terbentuk misal pada roti tawar dan donat. jika tumbuhnya khamir ini kurang baik atau gas kurang maka jika dibuat roti akan tidak jadi atau disebut bantat.
masyarakat kadang mnyaasati proses inidengan menggunakan soda kue karena karbonat juga akan dilepas seperti CO2 namun hasilnya akan lain karena menggunakan soda kue akan menghasilkan roti yang rapuh.
wah postingnya kasih manfaat banget,,jadi dapet info tambahan, good posting bro
BalasHapusApa yang menyebabkan Keju sangta beragam, tedapat lebih dari 20 klas dan ratusan vaietas?
BalasHapusur, kelebihan pembuatan dengan cara fermentasi apa?
BalasHapusgara2 fermentasi aku cinta dengan froyoooo :)
BalasHapuskaya kuliah nih... :D
BalasHapusfermentasi bisa buat yang lain gak? selain makanan...
dapet bakteri utk frmentasinya darimana,Ur??
BalasHapusapa ada dijual di pasaran??
:o
yang mempengaruhi hasil fermentasi itu bakterinya atau bahan asalnya
BalasHapusweleh-weleh.. susah tuh hafalinnya,, oia, aku juga udah pernah denger kalo mau bikin pupuk apa gitu juga pake fermentasi lho.. ada yang tau gag pupuk apa?
BalasHapuskalo kelemaan fermentasi bisa busuk gak ?
BalasHapushhmm... manfaatnya di fermentasi apa sih dibanding dengan ga di fermentasi, terus kalo fermentasi kan merubah rasa juga, gimana tuh biar rasanya tetap enak ??
BalasHapuswah... ini hubungannnya ma biokimia kah???
BalasHapusWah aku baru tau vit B didapet dari fermentasi. Bagus nih :D
BalasHapusUr...biar fermentasinya berhasil kira-kira suhu ruangannya brapa nih??
BalasHapusBTW Blog Q kok lom masuk ke daftar linkmu nih?? T_T
di inokulasi mksdny ap y ur??
BalasHapuskeju sama yoghurt kan sama2 fermentasi dr susu kan ? nahh ada bedanya ga kalo dilihat dr kandungan gizinya ? atau mungkin lbh bagus mengkonsumsi yg mana gt ? thank
BalasHapusasiik....
BalasHapuseh aq tertarik tuh ama kombucha tea,,
BalasHapusyang nemu carany siapa sih?
fermentasi itu ada efek sampingnya gag??????
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskenapa sih ur,kalo fermentasi alkohol (seperti wine) itu semakin lama disimpan semakin baik kualitasnya? kok bisa?
BalasHapusdari macam2 fermentasi mknan diatas, yg paling lama yang mana? dan knpa bs lama? ^^
BalasHapusthx info ny gan..
BalasHapusbtw g aku bca sih..
hahahahaha
ada g kekurangan dari produk makanan hasil fermentasi ?
BalasHapushmmm ..
BalasHapusad gga cra lain buat gntiin proses fermentasi ???
susu d fermentasi tu kndungan gizix brkurang gga ???
atau mkin brtmbh ????
bakteri yang paling banyak berperan dalam fermentasi fermentasi itu bakteri apa apa ur?
BalasHapusur , energi yang dihasilkan dari fermentasi diatas beda-beda apa sama?
BalasHapusTCA,, PLA tuh apa maksudnya yaa?? :)
BalasHapusBagus sekali nih postingannya,
BalasHapusdapet info buat ngelakuin fermentasi ..
ada nggak sihdampak samping dari produk fermentasi ??
gilaaa, lengkap banget fermentasinya. besok diterapin ya. buat industri ndiri biar pengangguran berkurang, negara maju :P
BalasHapus